Access over 20 million homework & study documents

Case study Aplikasi Kombinasi

Content type
User Generated
Type
Study Guide
Rating
Showing Page:
1/5
Case study/Vonny N.M S. Kep. Ns/ CWCCP 2 Page 1
Aplikasi Kombinasi Hydrocolloid Thin & Metcovazin Pada Diabeticum Foot
Infection
Oleh Vonny Nurmalya M, S. Kep. Ns
Poltekkes Majapahit Mojokerto
Abstrak
Ny”N”, 45 th datang dengan ulkus diabetikum pada kaki dengan infeksi. Kondisi luka saat dikaji
Wound bed 100% merah, tepi luka jelas tidak menyatu dengan dasar luka, daerah sekitar luka
kemerahan (eritema) dan edema. A.1,5 x 1 x 1,5 cm, undermining pada jam 7 13.00 & B. 1 x 1
cm. Jumlah exudat sedang yang purulent. Skala Bates Jansen = 27. Nyeri dengan skala nyeri ringan
(2 4) saat dilakukan tindakan. Manajemen perawatan luka; T: melakukan debridemang dengan
metode CSWD, I : kontrol infeksi dengan metcovazin + hydrocolloid thin, M : buat suasana
lembab pada luka dengan Metcovazin + calcium alginate untuk menyerap exudat berlebih, E :
penipisan tepi luka. Setelah penggunaan kombinasi Metcovazin + Hydrocolloid Thin pada tanggal
04 02 2010, kodisi luka membaik, Wound bed 100% merah, tepi luka jelas tidak menyatu
dengan dasar luka, daerah sekitar luka; kemerahan menurun, edema tidak ada. Jumlah exudat
sedikit, bau berkurang. Ukuran luka A.1,5 x 1 x 1,5 cm, undermining pada jam 7 13.00 & B. 1
x 1 cm. Skala nyeri menurun (1 2) saat dilakukan tindakan. Skala Bates Jansen = 23. Jadi Ulkus
diabetikum dengan infeksi dapat menggunakan kombinasi Metcovazin + Hydrocolloid Thin.
Pendahuluan
Ulkus diabetikum disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial). Menurut Mayer (1996) dalam
Carville (2007) hiperglikemia yang lama dan tidak terkontrol meningkatkan resiko komplikasi
pada makrovaskular, mikrovaskular dan neuropatik. Neuropatik autonomi menyebabkan
penurunan perspirasi dan kulit kering dan pecah yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi
dan ulcerasi
(1)
.

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
Showing Page:
2/5
Case study/Vonny N.M S. Kep. Ns/ CWCCP 2 Page 2
Luka yang terinfeksi seringkali ditandai dengan adanya eritema yang makin meluas, edema, cairan
berubah purulent, nyeri yang lebih sensitive, peningkatan temperature tubuh, peningkatan jumlah
sel darah putih serta timbul bau yang khas
(2)
.
Riwayat Kesehatan
Ny “N”, 45 th menderita penyakit diabetes sejak ± 1,5 tahun yang lalu. Sekitar satu bulan yang
lalu kulit jempol kaki kanan melepuh, pecah dan luka sampai sekarang. Ny “N” sudah menjalani
perawatan luka satu kali di WO Care klinik . Pada saat datang pertama kali ke klinik kondisi luka
mengalami infeksi. Kondisi luka sebelum di rawat yang kedua kali pada tanggal 1 januari 2010,
kondisi umum baik, Tekanan Darah = 130/80 mmHg, GDS = 245. Jempol kaki kanan terbalut dan
menggunakan kaos kaki. Balutan/topikal terapinya menggunakan Metcovazin + Transparant film
+ Gauze. Saat dibuka, luka terletak pada digiti 1, sedang digiti 2 5 normal, jumlah exudat masih
agak banyak (sedang), purulent, odor dan merembes. Wound bed 100% merah, tepi luka jelas tidak
menyatu dengan dasar luka, daerah sekitar luka kemerahan (eritema) dan edema. Ukuran luka
A.1,5 x 1 x 1,5 cm, undermining pada jam 7 13.00 & B. 1 x 1 cm. Nyeri dengan skala nyeri
ringan (2 4) saat dilakukan tindakan. Status nutrisi baik. Obat dari dokter Glibenklamid 1 x 1
(sebelum makan). Skala Bates Jansen = 27.
Faktor Penghambat Penyembuhan Luka
Sebagai factor penghambat penyembuhan luka Ny”N”, karena Ny”N” mempunyai riwayat
Diabetes Melitus sejak ± 1,5 tahun yang lalu hingga mengalami infeksi. Selain itu Ny”N”
01-02-2010

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
Showing Page:
3/5

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
End of Preview - Want to read all 5 pages?
Access Now
Unformatted Attachment Preview
Aplikasi Kombinasi Hydrocolloid Thin & Metcovazin Pada Diabeticum Foot Infection Oleh Vonny Nurmalya M, S. Kep. Ns Poltekkes Majapahit Mojokerto Abstrak Ny”N”, 45 th datang dengan ulkus diabetikum pada kaki dengan infeksi. Kondisi luka saat dikaji Wound bed 100% merah, tepi luka jelas tidak menyatu dengan dasar luka, daerah sekitar luka kemerahan (eritema) dan edema. A.1,5 x 1 x 1,5 cm, undermining pada jam 7 – 13.00 & B. 1 x 1 cm. Jumlah exudat sedang yang purulent. Skala Bates Jansen = 27. Nyeri dengan skala nyeri ringan (2 – 4) saat dilakukan tindakan. Manajemen perawatan luka; T: melakukan debridemang dengan metode CSWD, I : kontrol infeksi dengan metcovazin + hydrocolloid thin, M : buat suasana lembab pada luka dengan Metcovazin + calcium alginate untuk menyerap exudat berlebih, E : penipisan tepi luka. Setelah penggunaan kombinasi Metcovazin + Hydrocolloid Thin pada tanggal 04 – 02 – 2010, kodisi luka membaik, Wound bed 100% merah, tepi luka jelas tidak menyatu dengan dasar luka, daerah sekitar luka; kemerahan menurun, edema tidak ada. Jumlah exudat sedikit, bau berkurang. Ukuran luka A.1,5 x 1 x 1,5 cm, undermining pada jam 7 – 13.00 & B. 1 x 1 cm. Skala nyeri menurun (1 – 2) saat dilakukan tindakan. Skala Bates Jansen = 23. Jadi Ulkus diabetikum dengan infeksi dapat menggunakan kombinasi Metcovazin + Hydrocolloid Thin. Pendahuluan Ulkus diabetikum disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial). Menurut Mayer (1996) dalam Carville (2007) hiperglik ...
Purchase document to see full attachment
User generated content is uploaded by users for the purposes of learning and should be used following Studypool's honor code & terms of service.

Anonymous
Really useful study material!

Studypool
4.7
Trustpilot
4.5
Sitejabber
4.4