Access over 20 million homework & study documents

Juvenile myopia progression, risk factors and interventions

Content type
User Generated
Type
Study Guide
Rating
Showing Page:
1/9
Juvenile myopia progression, risk factors and interventions
Progresivitas miopia remaja, faktor risiko dan intervensi
Abstract
The development and progression of early onset myopia is actively being investigated. While myopia is often
considered a benign condition it should be considered a public health problem for its visual, quality of life, and
economic consequences. Nearly half of the visually impaired population in the world has uncorrected refractive
errors, with myopia a high percent of that group. Uncorrected visual acuity should be screened for and treated in
order to improve academic performance, career opportunities and socio-economic status.
Pengembangan dan perkembangan onset awal pada myopia sedang diselidiki secara aktif.
Miopia yang sering dianggap sebagai kondisi yang benign sebaliknya harus dianggap sebagai
suatu masalah kesehatan masyarakat dari segi penglihatan (visual), kualitas hidup, dan
konsekuensi ekonomi. Hampir setengah dari populasi di dunia yang mempunyai masalah dalam
visual tidak dikoreksi kelainan refraksinya , dengan miopia mempunyai persen yang tinggi dari
kelompok itu. Tes ketajaman visus harus diskrining untuk dan diterapi dalam rangka
meningkatkan prestasi akademik, peluang karir dan status sosial-ekonomi.
Genetic and environmental factors contribute to the onset and progression of myopia. Twin studies have supported
genetic factors and research continues to identify myopia genetic loci. While multiple myopia genetic loci have been
identified establishing myopia as a common complex disorder, there is not yet a genetic model explaining myopia
progression in populations. Environmental factors include near work, education levels, urban compared to rural
location, and time spent outdoors. In this field of study where there continues to be etiology controversies, there is
recent agreement that children who spend more time outdoors are less likely to become myopic.
Faktor genetik dan lingkungan berkontribusi pada onset dan perkembangan miopia. Studi
kembar telah mendukung faktor genetik dan menyambung penelitian untuk mengidentifikasi
lokus genetik miopia. Sementara beberapa lokus genetik miopia telah diidentifikasi
membangun miopia sebagai kelainan kompleks yang umum, belum ada model genetik yang
menjelaskan perkembangan miopia pada populasi. Faktor lingkungan termasuk dekat dengan
pekerjaan, tingkat pendidikan, perkotaan dibandingkan perdesaan, lokasi dan waktu yang
dihabiskan di luar rumah. Dalam bidang studi ini di mana ada kontroversi tentang etiologinya,
yaitu ada kesepakatan baru-baru ini bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu
di luar rumah cenderung menjadi rabun.
Worldwide population studies, some completed and some in progress, with a common protocol are gathering both
genetic and environmental cohort data of great value. There have been rapid population changes in prevalence rates
supporting an environmental influence. Interventions to prevent juvenile myopia progression include pharmacologic
agents, glasses and contact lenses. Pharmacological interventions over 12 year trials have shown benefits.
Peripheral vision defocus has been found to affect the emmetropization process and may be affected by wearing
glasses or contacts. Accommodation accuracy also has been implicated myopia progression.
Further research will aim to assess both the role and interaction of environmental influences and genetic factors.
Studi populasi di seluruh dunia, sebagian sudah selesai dan sebagian dalam proses, dengan
protokol umum yaitu mengumpulkan genetik dan data kohort lingkungan yang nilai besar. Ada
perubahan populasi yang cepat di tingkat prevalensi yang mendukung pengaruh lingkungan.

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
Showing Page:
2/9
Intervensi untuk mencegah perkembangan miopia pada saat remaja termasuk agen
farmakologis, kacamata dan lensa kontak. Intervensi farmakologi atas percobaan 1-2 tahun
telah menunjukkan manfaat. Lapang Pandang Perifer defocus telah ditemukan untuk
mempengaruhi proses emmetropisasi dan mungkin akan terpengaruh dengan memakai
kacamata atau lensa kontak. Akurasi akomodasi juga berpengaruh dalam perkembangan
myopia. Penelitian lebih lanjut akan bertujuan untuk menilai peran dan interaksi serta
pengaruh lingkungan dan faktor genetik.
Kata kunci: Miopia, kelainan refraksi, Emmetropisasi , Review
Introduction
The prevalence rate for myopia, an extremely common eye disorder worldwide, rose over the past three decades
in the United States from 25% to 41%50 and has risen to 7090% in some Asian countries.22,43 Higher myopia, over
six diopters, is also increasing50 and is associated with an increased lifelong risk of rhegmatogenous retinal
detachment, glaucoma, and myopic degeneration.27
Pendahuluan
Tingkat prevalensi untuk miopia, gangguan mata yang sangat umum di seluruh dunia, naik
selama tiga dekade terakhir di Amerika Serikat dari 25% menjadi 41%
50
dan telah meningkat
menjadi 70-90% dalam beberapa negara di Asia.
22, 43
Miopia tinggi, yang lebih dari enam dioptri,
juga meningkat
50
dan dikaitkan dengan peningkatan resiko ablasio retina rematogen,
glaukoma, dan degenerasi miopik.
27
The cost each year in the United States for optometric examinations, optical and surgical refractive corrections is
several billion dollars.17 Worldwide there are 153 million visually impaired persons due to uncorrected refractive errors
accounting for 49% of all visually impaired persons.40 Uncorrected visual acuity should be screened for and treated in
order to improve academic performance, career opportunities and socio-economic status.38 Understanding the risk
factors and interventions for the most common form of myopia, juvenile myopia is the aim of this review
Biaya setiap tahun di Amerika Serikat untuk pemeriksaan Optometric, koreksi dan bedah
kelainan refraksi adalah beberapa miliar dolar.
17
Di seluruh dunia terdapat 153 juta orang
karena kesalahan dikoreksi kira-kira 49% dari semua yang mempunyai kelainan refraksi.
40
ketajaman visual yang tidak dikoreksi i harus diskrining untuk dan diterapi dalam rangka
meningkatkan prestasi akademik, peluang karir dan status sosio- ekonomi.
38
Memahami faktor
risiko dan intervensi paling umum dari myopia terutama myopia pada remaja adalah tujuan
review ini.
Juvenile myopia
Miopia pada anak remaja
Most studies classify over 60% of myopia as early onset also called juvenile or school myopia, occurring between
9 and 11 years of age with progression throughout the early teenage years.11 There is agreement that both genetic
and environmental factors contribute to the onset and progression of myopia. One variable predicting the future
onset of myopia is a cycloplegic auto refraction of 0.75 diopter or less of hyperopia at a mean age of 8.6 years which
has been shown to have a sensitivity of 87% and specificity of 73% in predicting future myopia.57
Kebanyakan penelitian mengklasifikasikan lebih dari 60% dari miopia onset dini juga disebut
juvenile atau miopia sekolah yang terjadi antara 9 dan 11 tahun dengan perkembangan pada
umur anak remaja awal.
11
Ada kesepakatan bahwa faktor genetic dan faktor lingkungan

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
Showing Page:
3/9

Sign up to view the full document!

lock_open Sign Up
End of Preview - Want to read all 9 pages?
Access Now
Unformatted Attachment Preview
Juvenile myopia progression, risk factors and interventions Progresivitas miopia remaja, faktor risiko dan intervensi Abstract The development and progression of early onset myopia is actively being investigated. While myopia is often considered a benign condition it should be considered a public health problem for its visual, quality of life, and economic consequences. Nearly half of the visually impaired population in the world has uncorrected refractive errors, with myopia a high percent of that group. Uncorrected visual acuity should be screened for and treated in order to improve academic performance, career opportunities and socio-economic status. Pengembangan dan perkembangan onset awal pada myopia sedang diselidiki secara aktif. Miopia yang sering dianggap sebagai kondisi yang benign sebaliknya harus dianggap sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat dari segi penglihatan (visual), kualitas hidup, dan konsekuensi ekonomi. Hampir setengah dari populasi di dunia yang mempunyai masalah dalam visual tidak dikoreksi kelainan refraksinya , dengan miopia mempunyai persen yang tinggi dari kelompok itu. Tes ketajaman visus harus diskrining untuk dan diterapi dalam rangka meningkatkan prestasi akademik, peluang karir dan status sosial-ekonomi. Genetic and environmental factors contribute to the onset and progression of myopia. Twin studies have supported genetic factors and research continues to identify myopia genetic loci. While multiple myopia genetic loci have been ...
Purchase document to see full attachment
User generated content is uploaded by users for the purposes of learning and should be used following Studypool's honor code & terms of service.

Anonymous
Goes above and beyond expectations!

Studypool
4.7
Trustpilot
4.5
Sitejabber
4.4